Sebuah lilin, terdiri dari sumbu internal dan kolom bahan bakar padat, menerangi area sekitarnya. Karena penemuan peralatan modern yang digunakan untuk menerangi sekitarnya, lilin bukanlah produk penting untuk tujuan ini. Namun permintaan akan lilin telah meningkat sebagai sebuah karya seni. Berbagai jenis lilin telah membanjiri pasar. Lilin-lilin itu memiliki warna, aroma, dan bentuk yang berbeda.
Pembuatan lilin melibatkan berbagai peralatan. Lilin parafin, sistem peleburan, termometer permen, dan timbangan untuk mengukur jumlah air dan lilin diperlukan. Sendok dan sendok digunakan untuk mengaduk dan menuangkan lilin. Sumbu yang dirawat secara kimiawi yang terbakar untuk jangka waktu yang lebih lama digunakan. Karena lilin lunak, asam stearat digunakan untuk membuatnya padat. Pewarna warna digunakan untuk membuat penampilan lebih cerah.
Cara membuat lilin beraroma di rumah langkah demi langkah
Ini melibatkan proses yang sangat sederhana untuk membuat lilin. Tangguhkan sumbu di tengah cetakan. Larutkan asam stearat dan pewarna warna dalam wadah dan panaskan lilin hingga 190 derajat. Campurkan campuran stearat dengan parafin dan aduk terus menerus untuk mencampurnya. Tuang adonan ke dalam cetakan, biarkan dingin dan lepaskan dari cetakan.
Memperoleh lilin gel kini telah menjadi mode. Anda bisa menyiapkannya dengan mudah di rumah. Yang Anda butuhkan hanyalah wadah, gel, wajan, sumbu, dan barang-barang kebutuhan dasar. Saat memilih wadah, yang terbaik adalah menggunakan kaca tahan panas. Lilin gel, parafin, aroma lilin, pewarna, sumbu, klip sumbu, dan alas sumbu adalah persyaratan lainnya. Warna yang berbeda dapat dicampur bersama untuk membentuk warna baru sesuai dengan selera Anda. Cairan berbasis minyak; pelet dan padatan lilin adalah sumber aroma. Aroma harus ditambahkan sebelum menuangkan lilin untuk menghindari penguapan.
Barang-barang seperti kancing, kelereng, mainan, dan perhiasan dapat ditambahkan ke dalam lilin. Hindari barang-barang yang meradang. Lilin digunakan untuk berbagai alasan. Mereka digunakan di hampir semua agama. Lilin-lilin itu melambangkan cahaya Allah dalam agama Kristen. Lilin dinyalakan pada awal dan akhir perayaan Sabat mingguan. Untuk Kwanzaa dan untuk alasan humanisme lainnya, lilin dinyalakan. Dengan demikian, lilin tidak hanya melayani tujuan penerangan dan dekorasi, tetapi juga melayani tujuan keagamaan.