Tertawa adalah obat terbaik ? kata pepatah populer, tetapi laporan rumah sakit menunjukkan bahwa ada pengecualian terhadap aturan ketika datang ke penderita asma.
Momen emosional, konfrontasi dengan kekasih, kejutan yang tak terduga, atau perayaan bahagia dan gembira - bagi sebagian orang penderita asma, ini adalah pemicu histeris yang dapat membuat mereka mengalami serangan mendadak dan parah..
Emosi dapat memperburuk gejala asma, dan orang yang lemah hati yang menderita asma harus berusaha menjauhi emosi yang kuat. ? Hansi mein khasi? ? kata pepatah lama terkait asma histeris.
Serangan Panik yang Mengerikan dan Serangan Kecemasan yang Terjebak di Kamera
Jadi apa yang bisa dilakukan pasien dengan asma?
Langkah yang paling penting adalah memahami pemicu emosional - keadaan, intensitas, dan rentang emosi yang terkait dalam situasi seperti itu yang biasanya memicu serangan asma. Cukup dengan menyadari situasi seperti itu dapat membantu banyak orang mendapatkan rasa kontrol atas kondisi seperti itu yang seringkali menakutkan.
Tetapi tidak ada strategi perilaku atau emosional yang sepenuhnya menggantikan penggunaan obat yang tepat, itu harus melengkapi perawatan medis. Yang berarti bahwa selain mendapatkan perawatan medis yang tepat, orang yang menderita asma histeris juga harus memperhatikan keadaan psikologis mereka.
Asma histeris pada anak-anak:
Pengenalan dini asma emosional atau histeris pada anak-anak bermanfaat, terutama bagi keluarga mereka.
Asma histeris memiliki hubungan biologis yang jelas, dan tidak ada keraguan bahwa serangan dipicu oleh paparan makanan, polusi, atau hewan. Karena gangguan ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor emosional, penyembuhannya juga terletak pada intervensi emosional dan perilaku.
Asma seorang anak baru terlihat setelah menangis, tertawa atau berteriak sebagai respons terhadap situasi emosional. Respons :emosional: normal ini melibatkan pernapasan cepat dalam yang pada gilirannya dapat memicu asma.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kegembiraan dan agitasi pada anak-anak meningkatkan risiko serta keparahan serangan asma. Di sini peran orang tua menjadi sangat signifikan. Mereka harus, dengan bantuan dokter anak atau psikiater, membantu anak mereka mengidentifikasi semua perasaan dan situasi yang memicu serangan asma pada anak mereka. Jika anak-anak belajar mengenali tanda-tanda peringatan dini, dan mengembangkan rasa kontrol atas penyakit mereka, itu akan membantu anak serta keluarga mereka.
Mengapa asma histeris dianggap lebih berisiko?
Serangan asma biasanya tidak dapat diprediksi, dan kejadian seperti itu cenderung lebih membuat stres daripada kejadian yang dapat diantisipasi dan disiapkan. Ketakutan bahwa episode asma lain dapat dimulai kapan saja dapat menyebabkan seseorang merasa cemas terus-menerus, yang dengan sendirinya dapat menjadi faktor pemicu serangan berikutnya..
Takut mati karena :kelaparan udara:? dapat berlanjut bahkan ketika orang tersebut tidak memiliki gejala aktif, dan membuatnya histeris yang tidak perlu sehingga memperburuk situasi.
Hyper-kewaspadaan oleh pasien dalam kasus asma histeris, dapat membuatnya sangat fokus pada kapan episode asma lain mungkin terjadi, sehingga dapat dikhawatirkan oleh perubahan emosi dan tubuh yang normal dan dapat diabaikan.
Asma histeris melibatkan banyak kecemasan, ketakutan, dan kewaspadaan ekstra yang tidak perlu. Ini dapat membuat seseorang menahan diri dari melakukan hal-hal yang perlu dia lakukan untuk tetap sehat dan mencegah episode asma yang serius.
Cara merawat diri sendiri untuk mencegah serangan asma histeris?
* Jangan ragu untuk menerima emosi yang Anda miliki - Berpura-pura seolah-olah Anda tidak merasakan emosi tertentu tidak akan membantu. Itu hanya akan membuat segalanya lebih sulit bagi Anda, memahami emosi dan menghadapinya.
* Berperan aktif dalam merawat diri sendiri - Pelajari tentang penyakit ini dan apa yang dapat Anda lakukan agar tetap sehat. Asma Anda tidak hanya akan menjadi lebih baik, tetapi Anda akan merasa lebih bisa mengendalikan apa yang terjadi pada Anda.
* Berlatih latihan relaksasi seperti yoga atau meditasi? Ini, dalam banyak kasus tidak hanya mengurangi stres dan kecemasan terkait asma, tetapi juga, dalam beberapa kasus, sebenarnya membantu mengurangi gejala asma..
* Harap ingat aturan praktis - faktor psikologis dan emosional tidak menyebabkan asma. Penelitian telah membuktikan bahwa emosi hanya bisa menjadi pemicu asma. Beberapa orang menemukan bahwa mereka lebih rentan terhadap episode asma ketika mereka berada di bawah banyak stres atau respons emosional lainnya.
Perawatan segera apa yang harus diberikan untuk menenangkan situasi?
Selama episode asma, kecemasan dan panik harus dikontrol sebanyak mungkin. Dorong orang tersebut untuk rileks dan bernapas dengan mudah dan memberikan obat yang tepat.
Perawatan harus ditujukan untuk mengendalikan asma. Ketika asma dikendalikan, stres emosional secara otomatis akan berkurang dan faktor-faktor emosional lainnya dapat ditangani dengan lebih efektif.
Masalah psikologis yang lebih parah memerlukan spesialis untuk membantu orang tersebut dan keluarganya.
Singkatnya:
Asma dapat diperburuk oleh stres atau masalah emosional. Sering kali bisa berupa frustrasi, kemarahan, tetapi bisa juga berupa kesedihan, kecemasan, atau emosi lainnya. Setelah Anda tahu apa yang memicu serangan, periksa gaya hidup Anda dan putuskan cara terbaik untuk berurusan dengan emosi histeris. Jalan keluar terbaik adalah berusaha menghindari situasi yang memicu emosi.